Di tengah maraknya musik elektronik dan produksi digital yang serba canggih, hadir sebuah band asal Brighton, Inggris, yang menawarkan suara nostalgia dengan sentuhan segar. Mereka adalah FUR, band indie rock yang dikenal dengan gaya musik retro-pop yang membawa pendengar kembali ke era 60-an namun tetap terasa relevan di masa kini.
Dengan perpaduan melodi manis, lirik puitis, dan estetika vintage, FUR telah menjadi salah satu ikon baru dalam skena musik indie Inggris, terutama di kalangan pendengar muda yang haus akan kehangatan musik analog dan romantisme masa lalu.
Awal Mula dan Formasi Band
FUR dibentuk di Brighton, Inggris, dan mulai aktif di skena musik sejak pertengahan 2010-an. Formasi band terdiri dari:
-
🎤 Will Murray (William Murray) – vokalis utama
-
🎸 Harry Saunders – gitaris
-
🎸 Josh Buchanan – bassis
-
🥁 Flynn Whelan – drummer
Mereka mulai mencuri perhatian publik lewat lagu-lagu yang diunggah secara independen ke platform digital seperti YouTube dan SoundCloud, sebelum akhirnya mendapat basis penggemar setia dari seluruh dunia.
Gaya Musik: Retro, Romantis, dan Penuh Warna
Musik FUR sangat khas dan langsung bisa dikenali. Mereka menggabungkan pengaruh dari:
-
🎶 Musik pop era 1960-an, seperti The Beatles, The Kinks, dan The Beach Boys
-
🎸 Indie rock dan jangle pop ala Mac DeMarco, Real Estate, dan Arctic Monkeys awal
-
🎹 Sound klasik dengan twangy guitars, vocal reverb, dan groove yang santai
Lagu-lagu mereka seperti:
-
“If You Know That I’m Lonely”
-
“Trying”
-
“Angel Eyes”
-
“Him & Her”
menawarkan nuansa sentimental yang lembut namun menghanyutkan, sering kali membahas tentang cinta, keraguan diri, dan romansa kehidupan sehari-hari.
Popularitas Digital dan Terobosan Global
FUR mengalami lonjakan popularitas lewat platform YouTube, di mana video musik mereka yang bergaya VHS retro dan tone vintage menarik jutaan penonton. Lagu “If You Know That I’m Lonely” misalnya, menjadi viral di berbagai negara, termasuk Asia Tenggara dan Amerika Selatan.
Hal ini membuka jalan bagi mereka untuk:
-
📀 Menandatangani kontrak dengan label 777 Music
-
🌏 Tur ke berbagai negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia
-
🎤 Tampil di festival musik internasional dan klub-klub indie ternama
Album dan Proyek Penting
Pada tahun 2021, FUR merilis album debut self-titled “FUR”, yang memperluas eksplorasi musikal mereka. Album ini memperlihatkan kedewasaan dalam penulisan lagu dan produksi, tanpa meninggalkan ciri khas retro-pop yang telah melekat.
Album ini mendapat sambutan hangat dari kritikus dan pendengar, dengan pujian untuk:
-
🎧 Produksi analog yang hangat
-
✍️ Lirik yang personal namun universal
-
🎸 Permainan gitar yang bersih dan melodis
Estetika dan Identitas Visual
Selain musik, FUR juga dikenal dengan estetika visual yang kuat. Mereka sering tampil dalam balutan busana bergaya vintage, dengan video musik yang menampilkan tone film 8mm, suasana tahun 60-an, dan narasi romantik.
Hal ini menjadikan mereka ikon budaya indie yang menyatukan suara dan visual dalam satu identitas artistik yang solid dan konsisten.
Pengaruh dan Basis Penggemar
FUR memiliki fanbase yang sangat loyal di berbagai negara, terutama di:
-
🇬🇧 Inggris dan Eropa
-
🇯🇵 Jepang dan Korea Selatan
-
🇮🇩 Indonesia — di mana mereka memiliki penggemar aktif dan pernah tampil live
Basis penggemar mereka terdiri dari generasi muda yang menyukai:
-
🎧 Musik lo-fi dan retro
-
📼 Estetika nostalgic
-
💌 Lirik-lirik cinta yang melankolis namun sederhana
Kesimpulan
FUR adalah band yang berhasil menyatukan pesona masa lalu dengan semangat modern, menciptakan musik yang hangat, jujur, dan menyentuh hati. Dalam dunia musik yang penuh eksperimentasi dan digitalisasi, FUR tetap setia dengan pendekatan organik dan analog, menawarkan pengalaman mendengarkan yang personal dan tak lekang oleh waktu.
Bagi siapa pun yang merindukan tutur musik yang tulus dengan melodi yang manis dan nostalgia yang menyenangkan, FUR adalah jawabannya — band kecil dari Brighton yang kini bersuara besar di dunia.