
Jakarta, 11 Agustus 2025 — Pemerintah menegaskan mandatori biodiesel 50% (B50) akan dimulai pada 2026, namun nyaris pasti bukan Januari. Alasannya sederhana tapi krusial: uji teknis lintas sektor memakan waktu hingga ±8 bulan dan belum dijadwalkan final. Di sisi lain, kesiapan industri—dari kapasitas pabrik sampai rantai logistik & standar mutu—sedang dikebut agar lompatan dari B40 (2025) ke B50 tidak menimbulkan gangguan pasokan dan kualitas BBM di lapangan. Reuters
Kenapa 2026 (dan mengapa bukan Januari)?
-
Kementerian ESDM serta pejabat terkait berulang kali menyebut B50 akan berjalan pada 2026. Pernyataan ini menegaskan arah kebijakan pasca-implementasi B40 per 1 Januari 2025 dan menggarisbawahi kebutuhan jeda teknis sebelum “naik kelas”. Antara NewsESDM
-
Reuters hari ini mengutip pejabat senior ESDM Eniya Listiani Dewi: target 2026 tetap, tetapi peluncuran Januari kecil kemungkinan karena pengujian teknis bisa makan waktu 8 bulan dan belum ada jadwal start yang pasti. Reuters
Angka kunci: alokasi, kebutuhan, dan dampak ke sawit
-
Alokasi biodiesel 2025 untuk program B40 ditetapkan 15,6 juta kiloliter (KL). Realisasi pemakaian tahun sebelumnya sekitar 13,2 juta KL. Naik ke B50 diperkirakan butuh hingga ~19 juta KL per tahun—lonjakan signifikan di hulu (minyak sawit mentah/CPO) hingga hilir (FAME/ester). Reuters
-
Tekanan permintaan domestik ini berimplikasi global: Indonesia adalah eksportir sawit terbesar, sehingga serapan domestik naik → porsinya untuk ekspor bisa menyusut → harga CPO global berpotensi terdorong, terutama jika pasokan non-Indonesia tak mampu menutup gap. (Analisis sejalan dengan bacaan pelaku pasar dan diskursus industri sejak rencana penaikan bauran diumumkan). Reuters+1
“Bisa jalan?”—Kapasitas pabrik & hilirisasi yang dikebut
-
Untuk mengejar B50, pejabat ESDM menyinggung tambahan kapasitas lewat pabrik-pabrik baru. Sedikitnya lima pabrik berkapasitas ±1 juta KL disebut sebagai kebutuhan indikatif; dua di antaranya ditargetkan commissioning tahun ini (Kalimantan & Sumatra) agar suplai FAME tidak jadi bottleneck saat B50 mulai. liputan6.com
-
Sinyal yang sama juga disuarakan para pejabat ESDM dan media arus utama: B50 “tahun depan” (2026) dipastikan masuk jalur implementasi, sembari mengevaluasi performa B40 sepanjang 2025. CNBC IndonesiaBloomberg Technoz
Mengapa uji teknis (hingga 8 bulan) sangat menentukan
Naikkan angka bauran = ubah sifat BBM. Efeknya:
-
Stabilitas oksidasi & cold flow: campuran FAME lebih tinggi menuntut additive package yang tepat dan pengelolaan storage (air, sedimen) lebih disiplin.
-
Kompatibilitas mesin: segmentasi mesin (angkutan barang, kapal kecil, alat berat, Genset) harus diuji agar seal, filter, injector tidak bermasalah.
-
Distribusi & quality gate: peralihan butuh standard operating procedure di terminal BBM dan pengawasan mutu dari kilang, tangki timbun, truk tangki, sampai SPBU.
ESDM menyebut uji teknis memakan 6–8 bulan untuk berbagai sektor—itulah sebabnya Januari 2026 dipandang terlalu dini. ReutersDetik Finance
Pelajaran dari B40: transisi cenderung gradual
Di B40 (1 Januari 2025), analis memperkirakan adopsi bertahap karena faktor biaya, dokumen alokasi produsen, hingga kesiapan Pertamina dan peritel. Poin-poin “gesekan” transisi ini memberi pelajaran agar B50 tidak one-shot, melainkan bertahap dengan masa transisi yang cukup. Reuters
Rantai pasok: dari kebun ke nozzle
-
Hulu: ketersediaan CPO dan minyak sawit olahan; produktivitas kebun rakyat & korporasi; isu iklim/El Niño/La Niña.
-
Midstream: kapasitas esterifikasi (FAME), utilisasi pabrik, dan ketersediaan metanol.
-
Downstream: kesiapan terminal BBM, tangki timbun dengan heating & mixing memadai, serta SPBU yang mematuhi prosedur penerimaan dan penyimpanan.
-
Biaya & subsidi: gap harga sawit vs minyak fosil menentukan beban subsidi/kompensasi; ketika gap melebar, arus kas BPDPKS dan mekanisme kompensasi harus tangguh agar pasokan tidak tersendat. (Isu ini mengemuka di pemberitaan beberapa hari terakhir). Bloomberg Technoz
Dampak ekonomi makro: defisit migas & emisi
-
Substitusi impor solar: Semakin tinggi bauran FAME, semakin kecil ketergantungan pada solar impor—baik untuk APBN (defisit migas) maupun cadangan devisa. Target B50 pernah diproyeksikan berkontribusi penghematan puluhan miliar dolar per tahun dalam jangka menengah, tergantung harga minyak dan sawit. Reuters
-
Emisi: B50 menurunkan intensity emisi dibandingkan solar murni. Namun benefit bersih tetap bergantung pada praktik berkelanjutan di perkebunan dan efisiensi logistik (transport & storage).
Timeline ringkas
-
1 Januari 2025: B40 resmi berlaku nasional. ESDM
-
Q1–Q4 2025: Evaluasi performa B40 + persiapan teknis B50 (uji & standardisasi, sebagian kapasitas baru dikebut). Detik Financeliputan6.com
-
2026: B50 mulai diimplementasikan. Januari kecil kemungkinan, mengingat uji teknis ±8 bulan dan kesiapan infrastruktur masih berjalan. Antara NewsReuters
Apa yang perlu disiapkan pelaku usaha & operator
-
Produsen FAME: pastikan ketersediaan feedstock, jadwal shutdown/turnaround pabrik, dan uji mutu batch yang lebih ketat.
-
Operator terminal & SPBU: audit tangki, heating, mixing, water draining, lalu protokol penerimaan dan retensi sampel.
-
OEM & armada logistik: perbarui manual perawatan (interval filter, inspeksi seal) dan lakukan pilot fleet di rute-rute representatif.
-
Asuransi & pembiayaan: siapkan skema untuk hedging harga CPO/BBM, dan pembiayaan retrofit peralatan terminal-SPBU.
-
Regulator daerah: sinkronkan pengawasan & pelaporan mutu di lintas wilayah agar keluhan di lapangan cepat direspons.
Intinya: B50 tetap 2026, namun start Januari hampir pasti tidak karena uji teknis panjang serta akselerasi kapasitas dan logistik yang masih berlangsung. Jika uji & commissioning berjalan mulus hingga akhir 2025—plus capex pabrik masuk tepat waktu—maka 2026 realistis menjadi tahun transisi B50 yang bertahap dan terukur, sembari menjaga pasokan, mutu, dan harga tetap stabil.