Setelah lebih dari dua pekan kekerasan sektarian yang melibatkan kelompok Druze dan Badui di Provinsi Suwayda, Suriah, pemerintah sementara Suriah yang dipimpin oleh Presiden Ahmed al-Sharaa mengumumkan gencatan senjata nasional pada 19 Juli 2025. Kesepakatan ini ditengahi oleh utusan khusus AS, Tom Barrack, dan mendapat dukungan dari negara-negara tetangga seperti Turki dan Yordania .Al Jazeera+18indonesiadefense.com+18Antara News+18Wikipedia+10tirto.id+10Antara News+10
Latar Belakang Konflik
Konflik dimulai pada 13 Juli 2025, ketika bentrokan antara suku Badui dan kelompok bersenjata Druze meletus di Suwayda, wilayah mayoritas Druze di Suriah selatan. Kekerasan ini menyebabkan lebih dari 1.100 orang tewas, termasuk warga sipil dari kedua belah pihak . Selain itu, lebih dari 128.000 orang terpaksa mengungsi akibat pertempuran ini .AP News+9Bisnis.com+9indonesiadefense.com+9indonesiadefense.comAP News
Isi Kesepakatan Gencatan Senjata
Gencatan senjata yang diumumkan mencakup beberapa poin penting:Antara News+1Bisnis.com+1
-
Penarikan Pasukan: Pasukan pemerintah Suriah mulai melakukan penyebaran di seluruh Provinsi Suwayda untuk melaksanakan fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata, yang bertujuan mengakhiri bentrokan sektarian mematikan selama beberapa hari terakhir .TIMES Indonesia+9Antara News+9Antara News+9
-
Evakuasi Warga Sipil: Evakuasi keluarga Badui dari kota Suwayda dimulai pada 21 Juli 2025, dengan sekitar 1.500 orang dipindahkan dari daerah konflik .AP News+2Reuters+2Al Jazeera+2
-
Pengiriman Bantuan Kemanusiaan: Komite darurat pemerintah telah dibentuk untuk mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan dan medis darurat, memulihkan layanan dasar, serta memperbaiki infrastruktur sesuai dengan fase kedua dari kesepakatan tersebut .Antara News
Tantangan dan Harapan
Meskipun gencatan senjata ini memberikan harapan bagi perdamaian, tantangan besar tetap ada. Ketegangan sektarian yang mendalam antara kelompok Druze dan Badui, serta ketidakpercayaan terhadap pemerintah sementara Suriah, dapat menghambat implementasi kesepakatan ini. Selain itu, intervensi eksternal, seperti serangan udara Israel yang menargetkan pasukan pemerintah Suriah di Damaskus dan wilayah Suwayda, menambah kompleksitas situasi .indonesiadefense.comAntara News+1Suara Surabaya+1
Pemerintah Suriah berkomitmen untuk menegakkan keadilan dan stabilitas, namun laporan dari warga setempat menunjukkan kondisi yang memprihatinkan, termasuk rumah yang hancur, rumah sakit yang kewalahan, dan kekurangan air serta listrik .
Kesimpulan
Gencatan senjata yang diumumkan pada 19 Juli 2025 merupakan langkah penting menuju perdamaian di Suriah. Namun, keberhasilan implementasinya sangat bergantung pada komitmen semua pihak untuk menghormati kesepakatan, mengatasi ketegangan sektarian, dan memastikan bantuan kemanusiaan dapat sampai kepada mereka yang membutuhkan. Dukungan dari komunitas internasional dan negara-negara tetangga juga akan memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di wilayah ini.