
Blitar, 13 Juli 2025 – Media sosial tengah dihebohkan oleh inovasi unik seorang petani muda asal Desa Sumberjo, Blitar, Jawa Timur, yang menanam semangka dengan sistem kode QR tertanam di label buah. Petani bernama Agung Prasetyo (31) tersebut mengembangkan metode pelacakan riwayat buah semangka—mulai dari waktu tanam, jenis pupuk, hingga lokasi panen—yang bisa diakses konsumen hanya dengan scan QR di kulit buah.
📲 Teknologi Bertemu Pertanian Tradisional
Inovasi Agung bermula dari keprihatinannya atas krisis kepercayaan konsumen terhadap keamanan pangan, terutama terkait penggunaan pestisida dan kesegaran buah lokal. Berbekal pelatihan digital dari program Petani Cerdas 4.0 milik Kementerian Pertanian, ia menciptakan sistem pencatatan berbasis blockchain sederhana, terhubung ke label QR unik.
“Saat orang beli buah di supermarket, mereka nggak tahu apa yang mereka makan. Saya ingin petani kecil bisa transparan seperti perusahaan besar,” jelas Agung.
Kini, setiap semangka yang dijual dari kebunnya membawa kode QR yang saat dipindai akan menampilkan:
-
Nama dan lokasi lahan
-
Tanggal tanam dan panen
-
Jenis benih
-
Jenis pupuk dan pestisida (jika ada)
-
Suhu dan kelembaban saat masa tanam
💡 Respon Pasar dan Viral di Media Sosial
Unggahan TikTok @agung_farmtech yang menampilkan semangka QR ini sudah ditonton lebih dari 11 juta kali, dan telah dibagikan oleh beberapa influencer pangan dan agrikultur digital seperti Tanibox, BakulTani, dan KokiRumahan.
Netizen memberi reaksi positif:
“Baru kali ini lihat petani kita sekeren ini. Ini kayak Amazon Fresh versi lokal!”
“Semoga bisa diterapkan juga ke cabai, tomat, bahkan telur.”
“Keren! Bikin makin yakin beli buah lokal, apalagi dari petani langsung.”
🌱 Dilirik Kementan & Ritel Besar
Kementerian Pertanian langsung merespons viralnya Agung dengan mengundangnya ke Jakarta untuk mempresentasikan sistemnya dalam forum Smart Farming Nasional 2025. Selain itu, jaringan ritel besar seperti Hypermart dan Transmart dikabarkan tertarik untuk menguji semangka QR ini di beberapa cabangnya.
📌 Kesimpulan
Inovasi Agung Prasetyo membuktikan bahwa transformasi digital tidak hanya milik startup dan kota besar, tapi juga milik para petani desa. Dengan semangka ber-QR ini, ia membuka jalan bagi ekosistem pertanian transparan, membangun kepercayaan konsumen, sekaligus meningkatkan nilai jual produk lokal. Sebuah langkah kecil dari Blitar yang berpotensi besar di kancah nasional—dan siapa tahu, global.